Di Malaysia, ada hampir 400 disiplin ilmu silat yang berbeda di bawah perlindungan Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) dimana empat sekolah dan grandmasternya diakui sebagai anggota pendiri PESAKA Malaysia. Mereka:
1. Seni Gayung Fatani Malaysia (Grandmaster Tn. Hj. Anuar Abd Wahab AMN)
2. Silat Seni Gayong Malaysia (Grandmaster Dato & # 39; Meor Abd. Rahman)
3. Silat Lincah (Grandmaster Dato & # 39; Hj Omar Sin Mauju)
4. Silat Cekak Malaysia (Grandmaster Ustaz Hanafi Ahmad).
Sedangkan disiplin ilmu lainnya adalah anggota PESAKA Negeri. Karena ada banyak jenis seni bela diri ini di Malaysia, disiplin ilmu Silat di Malaysia dapat dikategorikan ke dalam tiga disiplin ilmu utama.
Yang pertama dikenal sebagai Silat Melayu , silat tradisional lokal di Semenanjung yang berasal dari sumber yang sama. Mereka disebut Silat Pulut atau Gayung Pulut . Seni tradisional Semenanjung Melayu telah dipraktekkan ratusan tahun yang lalu dalam masyarakat Melayu terutama di desa-desa. Seni bela diri ini berasal dari seni perang Melayu yang telah memperkuat Kerajaan Champa Melayu, kerajaan Kedah Tua, Silat Bunga, Seri Patani, Silat Melayu Asli, Silat Kedah, Seni Gayung Fatani dan ada juga bentuk-bentuk silat tradisional lainnya yang dikenal sebagai kata bersilat atau bergayung . Sekolah-sekolah ini berusaha keras untuk mempertahankan praktik asli seni bela diri yang meliputi seni, bela diri, olahraga, musik, budaya dan spiritualisme Islam.
Yang kedua adalah Pencak Silat , suatu bentuk pertahanan diri yang dibawa oleh imigrasi awal masyarakat Indonesia. Pencak Silat telah diakui sebagai Seni Bela Diri Indonesia asli. Pada tanggal 24 dan 25 September 1979, pertemuan pertama diselenggarakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) bersama dengan negara lain dalam upaya mengembangkan Pencak Silat secara internasional. Pada Maret 1980, Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (PERSILAT) secara resmi didirikan di Jakarta, Indonesia sebagai kantor pusatnya. Indonesia, Malaysia dan Singapura diakui sebagai anggota pendiri PERSILAT.
Sebagai upaya untuk berkembang pencak , Malaysia mendirikan Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA Malaysia) pada tanggal 24 September 1983 dan berhasil didaftarkan pada 21 Mei 1986 untuk menggantikan proposal sebelumnya untuk membentuk Majlis Seni Silat Malaysia pada 3 Februari 1978 (Risalah rapat Kementerian Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 1978).
Akhirnya, yang ketiga adalah disiplin ilmu dikembangkan atau dibuat berdasarkan pengalaman, inspirasi, bimbingan, campuran atau konsolidasi beberapa disiplin ilmu yang berbeda dari silat, pencak silat, seni bela diri, atau seni bela diri lainnya dari luar negeri, misalnya Silat Sekebun, Embun Putih, Kuntau Sendeng, Minang Jawa Kedah, Seri Minangkabau Tapak Suci dan Gayung Cekak Sendeng . Sekolah-sekolah ini tumbuh dari hari ke hari karena ada banyak ahli yang ingin menyeragamkan sekolah seni bela diri mereka sendiri daripada tetap berpegang pada salah satu sekolah seni bela diri karena berbagai alasan.
Pada 4 Desember 2006, Pemerintah Malaysia mengakui Silat sebagai seni bela diri resmi Malaysia dan menjadi lembaran dalam Akta Warisan Negara (Undang-Undang Warisan Nasional) (Konvensi Silat 3 - 4, Desember 2006).